Album Kenangan Jalan-Jalan
Selepas Ramadhan 1429 H/2008 M dan bertepatan dengan libur panjang, Alumni Paskibra SMAN 1 Cikarang mengadakan acara liburan ke Bogor. Tepatnya di daerah Kec. Cibungbulan Kab. Bogor yaitu di Puncak Cugur Seribu pada tanggal 4-5 Oktober 2008. Kenapa dinamakan Curug Seribu, konon menurut penduduk setempat curug tersebut memiliki kedalama lubang lebih kurang 1.000 meter dengan diameter 5 meter. Menurut pemandu wisata setempat mengatakan bahwa tempat tersebut pernah memakan korban karena terseret derasnya arus air yang mengalir dari atas ke bawah sehingga terseret kedalam lubang curug sehingga tidak kembali kepermukaan. Wah serem juga yach Curugnya.
Perjalanan menuju Curug hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki, lumayan lebih kurang 1 km dari pintu masuk Curug. Tidak hanya terjal, batu berkelikil dan jalan yang mendaki membuat penjelajahan menuju Curug semakin melelahkan. Sebelum sampai Curug kaki sudah terasa lemas, belum lagi pulangnya membuat seluruh kaki dan badan pegal-pegal. Selepas pulang dari Curug sudah pasti harus diurut atau paling tidak istirahat yang banyak. Terutama bagi yang memiliki badan besar jangan pernah mencoba dech, kasian pulangnya. Tetapi sempat saya tertarik dengan penduduk sekitar yang begitu semangat dan antusias mendaki Curug yang begitu terjal bersama anak-anaknya yang masih kecil-kecil.
Semakin dekat dengan Curug suhu udara semakin lembab menandakan butiran air-air terjun beterbangan. Suara derasnya air yang mengalir dari atas bukit ke kaki bukit terdengar sangat keras. Kaki-kaki pendaki yang hendak menuju Curug sudah mulai kelelahan tetapi demi tujuan yang ditunggu-tunggunya itu halangan bukanlah rintangan. Semakin dekat dengan Curug rasa dingin mulai menusuk kulit tubuh. Butiran air terjun yang beterbangan menempel disekujur baju yang menempel dibadan.
Rasa untuk segera mencicipi dingin air terjun tidak terbendung sudah. Langsung saja kami membuka pakaian satu persatu mulai dari kaos, celana panjang sampai kaos dalam. Hanya kolor saja yang menempel pada badan kami. Rasa dingin kini sudah mulai terasa sampai tulang. Dinginnya air Curug Seribu tidak membuat kami harus kembali, byur.....cipratan air bertebaran saat badan kami melemparkan badan ke dalam air yang sangat dingin. Satu kali kurang dingin, dua kali mulai dingin sampai beberapa kali berendam dalam air barulah terasa menggigil badan ini dibuatnya. Bulu kudu diseluruh badan ikut menggigil pula, gigi-gigipun menggeretak sebagai tanda sudah kedinginan. Lantas kami pun meniriskan badan sejenak disebuah batu yang berlubang sebelum kami berpakaian kembali. Sambil menunggu badan kering, mengemil keripik terasa nikmat sekali, sayang disana tidak ada yang berjualan.
bersambung......
Selepas Ramadhan 1429 H/2008 M dan bertepatan dengan libur panjang, Alumni Paskibra SMAN 1 Cikarang mengadakan acara liburan ke Bogor. Tepatnya di daerah Kec. Cibungbulan Kab. Bogor yaitu di Puncak Cugur Seribu pada tanggal 4-5 Oktober 2008. Kenapa dinamakan Curug Seribu, konon menurut penduduk setempat curug tersebut memiliki kedalama lubang lebih kurang 1.000 meter dengan diameter 5 meter. Menurut pemandu wisata setempat mengatakan bahwa tempat tersebut pernah memakan korban karena terseret derasnya arus air yang mengalir dari atas ke bawah sehingga terseret kedalam lubang curug sehingga tidak kembali kepermukaan. Wah serem juga yach Curugnya.
Perjalanan menuju Curug hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki, lumayan lebih kurang 1 km dari pintu masuk Curug. Tidak hanya terjal, batu berkelikil dan jalan yang mendaki membuat penjelajahan menuju Curug semakin melelahkan. Sebelum sampai Curug kaki sudah terasa lemas, belum lagi pulangnya membuat seluruh kaki dan badan pegal-pegal. Selepas pulang dari Curug sudah pasti harus diurut atau paling tidak istirahat yang banyak. Terutama bagi yang memiliki badan besar jangan pernah mencoba dech, kasian pulangnya. Tetapi sempat saya tertarik dengan penduduk sekitar yang begitu semangat dan antusias mendaki Curug yang begitu terjal bersama anak-anaknya yang masih kecil-kecil.
Semakin dekat dengan Curug suhu udara semakin lembab menandakan butiran air-air terjun beterbangan. Suara derasnya air yang mengalir dari atas bukit ke kaki bukit terdengar sangat keras. Kaki-kaki pendaki yang hendak menuju Curug sudah mulai kelelahan tetapi demi tujuan yang ditunggu-tunggunya itu halangan bukanlah rintangan. Semakin dekat dengan Curug rasa dingin mulai menusuk kulit tubuh. Butiran air terjun yang beterbangan menempel disekujur baju yang menempel dibadan.
Rasa untuk segera mencicipi dingin air terjun tidak terbendung sudah. Langsung saja kami membuka pakaian satu persatu mulai dari kaos, celana panjang sampai kaos dalam. Hanya kolor saja yang menempel pada badan kami. Rasa dingin kini sudah mulai terasa sampai tulang. Dinginnya air Curug Seribu tidak membuat kami harus kembali, byur.....cipratan air bertebaran saat badan kami melemparkan badan ke dalam air yang sangat dingin. Satu kali kurang dingin, dua kali mulai dingin sampai beberapa kali berendam dalam air barulah terasa menggigil badan ini dibuatnya. Bulu kudu diseluruh badan ikut menggigil pula, gigi-gigipun menggeretak sebagai tanda sudah kedinginan. Lantas kami pun meniriskan badan sejenak disebuah batu yang berlubang sebelum kami berpakaian kembali. Sambil menunggu badan kering, mengemil keripik terasa nikmat sekali, sayang disana tidak ada yang berjualan.
bersambung......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar